Selasa, 28 Mei 2013

I Heard You’re a Player

Sudah 3 tahun dan itu melelahkan. Lewat-lewat didepanku tanpa ampun dan aku hanya bisa melihat dan merasakan. Bayanganmu dengan segala keangkuhan yang melekat. Mengapa selalu berputar-putar dan aku hanya melihat mata tajam, serangkaian alis tebal yang menyilaukan. Aku perempuan pendendam, menyimpan rasa yang dalam. Hatiku tertahan atas rasa dingin dan gengsi bukan kehangatan yang kurasakan saat bertemu sekilas denganmu. Bukan rasa menenangkan dan kasmaran yang menjelaga. Aku bukan perempuan biasa. Penuh tantangan cintaku ini hingga lelah rasanya.

Playboy. Sosok itu selalu menerkamku. Iya, aku paham kau suka bermain cinta mari bermain denganku sekali saja lantas kulepaskan rasa murni yang kupendam ini. Menarik bukan!. Hari itu datang hari permainan kita. Kumunculkan sosok wajah angkuh yang kupunya. Senyum meremehkan tepat didepan laki-laki yang selama 3 tahun benar-benar menyita perhatianku.

“I heard you’re a player. So lets play a game. Lets sweet talk. Lets play fight. Lets talk 24/7. Lets tell each other good morning and good night every day. Lets talk walks together. Lets give each other nicknames. Lets hang out with each others friend. Lets go on dates. Lets talk on the phone all night long. Lets kiss and hug. And whoever falls in love first? Loses”

Antara meradang dan canggung. Mata yang kudewakan menatap lekat-lekat bibir tipisku yang kini berusaha tidak bergetar. Dia berdeham. Dehamannya yang kutunggu seperti mengerti maksud keisenganku.Saling tersenyum meremehkan sekarang. Aku sudah gila…

“Jika itu yang kau mau. Seminggu? Sebulan?”
“Sebulan” jawabku singkat masih dengan wajah yang paling datar.
Call!”

Sebut saja Kris dengan sosoknya yang paling menyebalkan tiada tara. Ia melenggang pergi sambil menggandeng perempuan disebelahnya yang tampak mengecewakanku. Puas.
***
Seminggu dengan segala kemesraan yang dibuat-buat. Aku mencintainya, segala sikap sombong dan sisi gelap identitas playboynya. Fisiknya yang paling mencolok diantara deretan pria yang pernah aku kencani juga. Kita sama sama ‘player’ tapi tak pernah ingin mengenal, apa yang membuatmu berbeda? Mungkin baru pertama ini aku jatuh hati pada yang sama sama memiliki identitas ‘player’. Mengasikkan.

“Apa tujuanmu membuat permainan ini?” tanya Kris penasaran. Mataku mengerjap cepat masih tak mengubah mimik datarku. Yang ada mata kami saling melirik.
“Bosan. Mati rasa. Terlalu kesepian. Monoton” jari-jariku mulai menghitung. Sampai dijari keempat kudapati mata Kris sejenak kosong lalu kembali mengulum senyum absurd.
“Menarik. Aku jadi bingung apa yang mendasariku menyetujui ini semua”
Whoever falls in love first? Loses. Remember it” sinisku pada kekasih jadi-jadian ini. Tawa Kris menghambur kemudian memelukku erat. Tubuhnya bidang dan hangat. Nikmatnya kepalsuan ini membuatku semakin menyayanginya. Rasa apa sebenarnya ini. Kekalahan yang sejak awal kurasakan sebelum permainan dimulai.
***
“Sudah 3 minggu. Wah hampir berakhir dan tak ada rasa apapun. Bisa kita ulang kiss and hug barusan?” pintaku.

Hentakan itu membuat Kris menegang. Dan aku suka menggodanya. Wajahnya mulai gusar. Kuperhatikan lekat-lekat dia hanya diam. Kusentuh pipinya yang dingin lalu turun menyusuri bibirnya yang merah jambu. Bibir ini yang menyentuh bibirku sedetik lalu. Jari-jariku mendatangi dadanya yang bidang. Berhenti disitu. Ah sayang mati rasa. Seperti dugaanku, Kris mulai mengangguk makin memahami ada sesuatu yang mengganjal tentang ini semua.

“Seadainya aku kalah, apa kita bisa bersama?”
Aku dengan segala kekuatanku mulai terhenyak. Palung-palung pertahananku hampir runtuh. Tidak mungkin Kris menyukaiku. Cintaku bertepuk sebelah tangan dan itu pasti. Segala rasa yang terpendam dalam seminggu kedepan akan segera kulepaskan “Dalam 3 minggu ini kita melakukan hal-hal yang wajar. Berkencan, berciuman, berpelukan, saling kontak. Perlakuanmu sama dengan wanita-wanita lain. Kenapa hampir menyerah?”
“Hanya seandainya” balasnya singkat.
“Apa yang membuatmu berfikir seperti itu?”
“Aku tidak canggih menggomabali wanita yang kusuka. Kau merusak hari-hariku ketika aku bersama wanita lain. Dan satu hal mimikmu yang dingin, kaku dan sinis itu seperti berkata ‘sebenarnya aku mencintaimu, Kris dari hati yan paling dalam’” cengir Kris.

Kupegangi hatiku rapat-rapat. 3 tahun cintaku terabai. Permainan ini hanya sebatas keisenganku untuk menguatkan perasaan ini. Berpendar kembali setelah ucapanmu itu. Tidak bisa! Aku harus melepaskan ini semua secepatnya. Mata Kris masih tertuju kepadaku yang kebingungan. Aku tersenyum manis-manis.

I cant explain what I feel” tambahnya. Gombalan manis yang sering kudengar dari mulut Kris sangat membuatku terbiasa. Kemudian tangan dinginnya merengkuhku untuk kesekian kali.
***
“Ternyata cepat ya sebulan” ucapku masih datar.
Hari perpisahan tiba seperti hari pengakuan dosa bagiku. Aku sangat mencintai laki-laki playboy ini. Tak bisa aku hentikan kemahabodohanku ini. Begitu sesak didada.
“Ada yang ingin kau sampaikan sebelum berpisah?”
Ada apa dengannya? Ada apa dengan dandanan formal yang ia perlihatkan padaku. Tampan. Hawa bad boy masih tetap melekat. Aku juga cantik. Rapi dengan segala hawa ke-bad girl-an yang kupunya. Lalu apa yang kutakutkan dari perpisahan ini. Aku mulai sedikit ragu.
“Ada yang ingin kusampaikan sebelum kita berpisah” aku memulai pembicaraan.
“Pengakuan dosa?”
“Sampai sini saja aku mencintaimu selama 3 tahun tanpa kau tau. Berhenti dititik ini. Aku sudah jenuh dengan pemendaman rasaku” kuhembuskan nafas panjang, “dengan cara ini aku ingin merasakan seberapa dalam perasaanku hingga mati rasanya. Segalanya sangat menyakitkan, sayang. Aku akan merindukan cinta pertamaku, Kris si laki-laki dengan identitas penjahat wanita ”kuakhiri dengan senyum masam didepannya.

Ah air apa ini? Jatuh dipipi  terasa asin dimulut. Tak ingin kuakui ini adalah air mata yang tak pernah kukeluarkan untuk laki-laki manapun. Bibirku masih tersenyum.

Jarakku dengan Kris hanya semeter. Betapa close up wajahnya akan selalu kuingat. Ekspresi tertegun serta kelincahan lidahnya saat meluncurkan kata-kata gombalan khas. Dititik ini aku akan menghapus dan meninggalkan segala perasaan yang disebut cinta menjadi kehancuran. Seperti masuk kejurang.

Kris tertegun, “Kau kalah dari awal permainan tapi kau telah mengalahkan hatiku saat ini. Tanggung jawablah!” lalu seakan katanya menamparku begitu saja.
“Kau sudah gila?! Semuanya terlambat. Ini semua hanya permainan. Aku tidak akan pernah lagi mencintaimu begitu juga kau yang tak pernah merasakan apapun! Just fake!” hertakku sengit.

Ada yang salah dengan rencana awalku. Ini semua gara-gara tangisan yang tak berguna. Pelukan Kris menghujamku yang kaku. Semakin sesak. Semakin tak tega meninggalkan tapi aku harus. Karena kita tak mungkin bersama itu rencanaku. Aku akan tetap bersikap gengsi dan angkuh dihadapannya meski aku suka meski aku menyayanginya.

“Jika itu yang kau inginkan akan ku tunggu sampai kau bisa memaafkanku”
“Terserah” Kulepas pelukan yang paling kuinginkan dalam hidup dan otomatis paling kurindukan. Melepas cinta pertamaku, kembali ke alam dimana hanya ada rasa yang telah mati dan laki-laki yang mudah dibohongi. Im a bad girl again..
***
Sejak saat itu yang kutau Kris tak pernah lagi mendekati wanita lain kecuali diriku. Menempel seperti lem “I heard you’re a player. So lets play a game” celetuk Kris disela-sela kesibukanku membaca buku dibawah pohon. Kulempar senyum yang paling mencela. Bolehkan aku mempermainkannya lagi?

by : Indah
Inspirasi datang dari serangkaian kata-kata yang muncul di instagram saya hehe :)




Jumat, 24 Mei 2013

Andai Aku Pria


Saat itu, saat rasa ini sedang kalut berusaha meraup kebebasan yang paling kuinginkan hanya sebatas menatap angkasa. Kupejamkan mata ini lantas ku memulai gambaran paling absurd. Seandainya aku menjadi seorang pria…

Im a man in my mind :)

Aku menjadi pria dengan segala pemikiran kepekaan milik wanita, kesensitifan seperti seorang ibu tapi bukan karena aku yang pria ini lantas menjadi feminim. Aku menyukai sisi-sisi lembut dan perhatian yang bisa kujadikan pegangan untuk memperlakukan wanitaku nantinya. Istilah ‘karena wanita ingin dimengerti’ terbuktikan? Jika semua pria didunia peka dan pemerhati.

Aku akan menjadi pria yang menghobi perihal seni yang romantis seperti berlomba-lomba belajar gitar dengan petikan-petikan syahdu akustik. Love song hingga happy song kumainkan dengan hati agar orang disekitarku merasa nyaman dan santai. Mungkin merambah ke piano. Ya! Piano menjadi image pangeran kuda putih. Manis dentingan tuts hitam putih. Kumainkan untuk siapapun yang mau mendengarkan termasuk yang ter ter spesial wanitaku. Wanita yang duduk disampingku sambil lalu kuajari cara bermain dengan benda besar berwarna putih gading itu. Romantis bukan…

Kuperlakukan senyata mungkin dia yang cantik itu. Sebagai pria aku akan selalu memberinya kejutan rahasia agar dia selalu terkaget dan tertawa hanya karena keisenganku untuknya. Mungkin selembar catatan kecil atau puisi tertulis atau apa yang kurasakan saat hari-hariku mulai diisi olehnya pada selembar sticky note lalu kutempel dibagian tubuhnya atau barang kesayangannya secara sengaja setiap bertemu. Misalnya seperti ini :

To my lady J
Aku berusaha romantis walau pada akhirnya tidak
Tapi dengan begini aku akan mencoba memahami sosok yang ada didepanku..

Atau

To my lady J
Selamat pagi yang paling cantik….
Matamu hanya sekedar mata yang tak menjanjikan apapun..
Tapi bagaimana bisa kedipan itu selalu membuatku berenang-renang didalamnya :p

Aku pasti sudah gila dengan keahlian menggombalku. Tapi yang kurasa antara gombalan dan kebenaran sepertinya beda tipis. Tidak berhenti dikejutan manis alakadarnya ini, ada kejutan-kejutan lain bahkan ber-part part jika wanitaku bersamaku. Apa gunanya aku bisa bermain gitar jika tidak kumainkan saat bersamamu begitu pula piano. Sesekali kita kencan dengan menggunakan sepeda pancal maukan? Menikmati suasana sore dengan es potong digenggaman dan beberapa jajanan anak TK seperti gula-gula kapas atau permen lollipop ditangan. Setelah itu aku akan mengajakmu datang melihat pertandingan mobil balap karena aku adalah seorang pembalab dalam anganku. Betapa bad guy-nya priamu ini.

Selain menggombal, aku memiliki kemampuan fotografi yang cukup baik kemudian mengabadikan setiap momen menarik antara aku dan wanitaku. Diam-diam aku mengoleksi setiap frame kenangan kita, benda yang melekat tentang kita ataupun wanitaku sendiri dan kebersamaan. Menariknya wanitaku selalu tersipu lalu mendadak merampas kameraku begitu saja.

Kadang kala kita akan menuai pertengkaran yang hebat tapi dengan segenap hatiku, aku sebagai pria dengan keberanian yang kumiliki, aku tak segan untuk mengucapkan maaf dan memintamu kembali kedalam pelukan. Seandainya wanitaku tetap enggan maka aku akan berusaha untuk tegar. Aku tidak akan menyesal, tidak akan mengumpat ataupun membencimu karena telah jatuh hati padamu.

Setiap jengkal perhatian yang wanitaku butuhkan selalu tercurah dariku. Jangan pernah takut aku tak ada disampingmu bahkan sampai wanitaku terlelap aku selalu merapal doa untuknya. Membiarkan mimpi mendatanginya agar esok wanitaku dapat tersenyum kembali.

Ah..andai aku seorang pria…
Masih adakah pria yang seperti ini dengan kelengkapan sisi romantis tanpa kemahajaiman yang melekat atau yang mendewakan gengsi? Kurasa aku belum menemukannya.

by : Indah

Selasa, 14 Mei 2013

Aku Yang Tak Sempurna


Bagaimana mungkin dari hasil pertemuan tak sengajaku denganmu menjadi sebuah rasa yang membuncah lantas menggelembung seperti balon udara. Bagaimana bisa dirimu menyegarkan hari-hari kelabuku mengisinya dengan sejuta canda dan cerita.
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata

Pastinya dirimu sudah biasa berretorika dengan wanita-wanita lain bahkan wanita yang kini disampingmu. Yang fix akan menjadi cinta dan sandaran akhirmu.  Diriku yang tak sempurna, tak bisa bersuara. Hanya cukup menyunggingkan senyum sembari memandangi dirimu dari jauh. Untuk pertama kalinya diriku menjadi mata-mata. Bersamaan dengan itu, pernahkah kau tau meski aku bisu tanganku menari-nari indah diatas kertas dengan penanya.
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski sering kali kau malah asik sendiri
Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya

Mendiskripsikan sosokmu yang kukenal yang kucinta dan untuk pertama kalinya lagi perasaan itu kuyakini lebih besar dari pada rasa apapun. Corat coret ku menumpahkan segalanya, mulai dari fisikmu dimataku yang sejatinya sempurna bersanding denganku. Hanya denganku. Percakapan pendek yang kuanggap berkesan diam-diam kucatat dalam note. Mataku yang selalu sibuk menelusuri lekukmu mengagumi setiap jengkal kemaskulinanmu.
Hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian tetapi kesempatan
Untukku yang mungkin tak sempurna tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri cintaku lah yang sejati
Namun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya

Terkadang kudengar kau mengaduh rindu kepada seorang kekasih. Terselip kecemburuanku tampak dari cara mata dan gerak tanganku yang kikuk. Kurasa kau mendengar jeritannya, jeritan hatiku yang sedikit demi sedikit mengilu. Marahku sesekali pada dirimu hendakku tinggalkan karena tak tahan sakitnya namun semuanya luntur karena lebih sering ku pergoki ada kehampaan yang kau dulang dalam masa kejayaanmu sebagai pemimpin.
Kau selalu meminta terus kutemani
Dan engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakanku pergi karena tak sanggup sendiri
Bukan mengeluh pada yang sering kau rindukan tapi padaku. Aku tak pernah tega membiarkanmu sendiri, menanggung beban yang sepertinya sulit kau tempuh. Walaupun tenaga dan kemampuanku tak akan pernah sederajat dengan orang-orang sepertimu. Hanya lantunan perasaan sayangku padamu.

Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau akukan jadi juaranya

Datanglah padaku, mengaduh pada tubuh ini. Tubuh tanpa ocehan kataku. Relaku untuk menuliskan setiap kata yang ingin kuucapkan untukmu. Kusediakan waktu luang hanya untuk berjumpa hanya untuk bercanda hanya untuk bertukar kisah. Meski ku tak sempurna meski ku tak bisa bicara bolehkan aku memendam rasa ini, rasa yang suka melompat dan melambung keangkasa?. Kurasa kau tak perlu menjawab.

by : Indah

Backsound : Malaikat Juga Tau --- Dewi Lestari

Jumat, 10 Mei 2013

Petualangan Sherina Hingga Twilight :)


Jadi teringat petualangan Sherina yang menghebohkan masa kecil. Perkebunan teh serba hijau menjanjikan kesegaran disetiap ujung daun mudanya. Tapi tetap saja ketakutan saat tau ada makhluk berbulu yang merajai batang-batangnya. Ulat bulu.


Melompat-lompat setiap bertemu dengan hewan buluan itu. Bukan hanya kaki ini yang menjingkrak tapi kaki kawanku juga. Sama-sama phobianya. Yang namanya fotografer dalam keadaan ketakutan sekalipun untuk mendapat foto yang baik harus rela melawan rasa phobianya.




Alih-alih ingin foto makroan tapi takut ulat bulunya muncul alhasil lebih mengambil sudut pandang langit dari lipit-lipit pepohonan. 


Hari itu panas, mampirlah ke kedai teh 'Tea House'. Meski es teh tapi rasanya benar-benar seperti makan daun teh mentah. Tawar. Diselingi gorengan dan perbincangan kesana-kemari. Gossip Girl.


Kenang-kenangan dari kisah petualangan ala anak kos ini. Stop! Belum cukup kisahnya masih ada air terjun yang masih di Malang. Trawas akan segera ku datangi air jatuhnya. 


Berganti imajinasi sebentar, setelah Petualangan Sherina beralih ke Twilight. Ingatanku tertuju pada adegan Bella dan Edward berenang di air terjun. Khayalan ini menggeliat-nggeliat tak tentu arah. 
Sejuk kurasakan airnya jatuh berbulir-bulir. Menyenangkan berburu moment-moment alam.


Makin kebawah makin deras. Batu-batunya terpapras habis hingga lumutan. 


Kisah berakhir dibantaran hutan pinggir jalan. Piknik sebentar disepetak tanah yang cukup lapang. Mengisi perut dengan perbekalan dari kosan. Lagi-lagi kutangkap moment Twilight yang lain. Seolah-olah ditengah hutan, barisan pohon masih tegap mencengkram bumi.


by : indah



Senin, 06 Mei 2013

100 Puisi Sepenggal Cerita (Part 5)


Sudah kubilang jangan pernah datang. Upayaku melupakan, sinarnya menyoroti bola mata redupku. Menghujani jantungku. Hendaknya kau tau kekuatanmu ada padaku. Datang lagi membawa sejuta beban. Meminta untuk ditenangkan. Kau yang tak bisa kutolak terus kujamah dan kuraba. Kita sama sama mengulum rasa semu. Nikmati saja dosa termanis yang pernah kita lakukan. Sampai batas waktu yang ditentukan, sampai aku menemu cinta yang baru lalu kutinggalkan kau untuk kedua kalinya. Namun masih tak kuasa. (Masih Belum Putus) --- Dosa Termanis.

81. Kurapal namanya ditiap doa tidurku.Kupercayakan raganya pada malaikat malam.Dimimpi kita bersua hingga pagi menjelma #puisimalam

82. Terjaga ditengah tidurku. Merasakan rindu yang malang melintang. Mahamalam merengkuh setiap angan #puisimalam

83. Mata lelah terpejam lelap. Tidur pulas dalam mimpi yang kelam. Dengkurannya meradang melawan bisikan malam #puisimalam

84. Lelapku pada tidur yang dalam. Memimpikan apa yang membuatku terbayang. Kamu dengan daya pikatmu #puisimalam

85. Ikutiku sampai jauh. Melesat menembus cahaya. Mendekapku dalam impian nyata. Bersamamu aku ada #puisimalam

86. Rinduku ikut tenggelam. Menyibak angan melepas kepedihan. Berlarian dipadangnya malam kesendirian #puisimalam

87. Ternyata malam masih sempurna. Bukan ada bintang ataupun bulan. Yang lebih beda. Iya! kabutnya, suara jangkrik dan asap rokok penjaga malam #hening

88. Sepasang bola mata. Terkandung lini duka,terselip pada setiap rongga. Kedipannya luruh mengundang rahasia #puisimalam

89. Sayu sempurna. Indah dan cemerlang. Sudut lengkungnya semburat keceriaan. Bagaimana aku bisa lupa pancaran mata itu? #puisimalam

90. Tatapan itu miliknya. Kosong tak berisi. Berpendar bola matanya. Menyapu seluruh perasaan #puisimalam

91. Kisah ini bertanya tanya. Mata hatiku meragu kala sinarnya meredup menjelma menjadi abu. #puisimalam

92. Jika senja hendak memudar. Tanggalkan cahayanya. Luruhkan rasa nostalgia. Tenggelam termakan khatulistiwa #Lembarpuisi

93. Kadang hanya malam temani sepiku. Meleburkan segala kecemasan. Menanti sang surya membelai rasa #Lembarpuisi

94. Dalam pelukan aku bersimpuh. Menelan pahitnya dunia. Apa yang perlu kutunggu jika kamu terus menghapus jejakku #PuisiJejak

95. Wajahnya keras.Terukir garis garis halus disetiap lekuknya. Menatapku luruh. Berucap sayang dan rindu. Ayah #PuisiAyah

96. Kuatkanku pada sejuta kata. Cerita dibalik kalimat. Kisah dibalik buku lusuh. Memicu kehidupan dalam kebisuan #PuisiBisu

97. Sakitku belum luntur. Masih disini menjelaga. Tak pernah kau ingat seberapa nadi ini terus mengaliri pahit getirnya cibiran dan hinaanmu #PuisiMarah

98. Masih cinta segitiga. Sampai mana tujuannya. Rasamu padaku dan padanya. Tunjuk satu tinggalkan seribu kenangan antara kita atau kau dan dia #Puisimalam

99. Kita merangkai memori. Buang kesedihan bangun keindahan. Bersama melawan segala musuh yang mengguncang #Puisimalam

100. Seratus puisi ini untuk malaikat. Tanpa sayap tanpa cincin suci dikepala. Aku yang paling romantis menjadi puitis untuk yang termanis #100PuisiEnd