Sabtu, 11 Januari 2014

1000 Pintu Berhantu






Fotonya dikit hehe soalnya ada kejadian yang membuat saya sungkan mengambil gambar banyak banyak. Semacam diganggu sama penunggu tempat tersebut. 5 menit pertama kondisiku masih sehat walafiat, masih asik jepret sana sini, 10 menit masih fresh, 20 menit terasa ada yang mengikuti kesendirian saya saat hunting foto. Saya biarkan saja. 30 menit berlalu kepala mulai pusing, pundak mulai berat, kaki terasa seperti di pegangi. Eh..ternyata ada yang menghambat saya. Auranya terasa sekali. Apalagi saat aku mulai mengeksplor tempat-tempat tersembunyi di lantai teratas tempat ini. Makin menjadi-jadi. Sekujur tubuh terasa panas, keringat mulai bercucuran dan berjalanpun terasa lambat. Ada yang aneh.


Padahal cuaca saat itu berawan dengan angin sepoi-sepoi. Perut sudah terisi, mandi juga sudah. Ku tengok pengunjung sekitar tak ada yang tampak lelah dengan kondisi tubuh yang kepanasan malah mereka tampak menikmati. Aku butuh air. Lalu aku turun, yang pertama kutemui adalah papaku. Dengan muka kemerahan, aku berkata sambil nyengir "Pah, disini banyak setannya ya". The end.



Sepenggal kisah. Waktu kecil aku bisa melihat hal hal yang tidak semua orang bisa melihat. Iya, rumahku ternyata angker. Ada pohon mangga besar. Disitu tempatku bermain dan disitu pula si pocong dan kawan kawan mengintai. Tiap jam 12 malam sampai jam 3 pagi buta, "mereka" selalu gentayangan. Kaum pocong dan orang-orangan hitam selalu berdiri disudut kamarku. Karena masih kecil, aku hanya bisa merengek dan menangis. Hingga suatu saat aku dan keluarga harus pindah rumah dengan alasan kesehatanku. Akhirnya rumah itu disewakan. Si setan ternyata membayangi keluarga si penyewa, korbannya selalu anak-anak. Anak mereka dihantui juga, lalu mereka pindah karena tidak tahan berlama-lama di rumahku. Usut punya usut yang menjadi penunggu rumah adalah kuntilanak tapi si kunti tak pernah menampakkan dirinya langsung didepanku, yang ada malah bentuk teman teman kunti yang lain atau berbentuk mirip papahku atau orang orang terdekat.

10 tahun berlalu, aku menyandang status menjadi seorang mahasiswa semester 1, keluarga memutuskan pindah lagi ke rumah itu dengan alasan agar tempat kerja papah lebih dekat. Masih terasa bayangan dan perasaan aneh kala aku menginjak rumah itu. Masih teringat jelas rupa si permen lolipop (red : pocong) yang selalu bersandar di pojok ruangan kamarku dulu. 10 tahun ditinggalkan dan ditahun kembalinya kami, keluarga memutuskan untuk merenovasi rumah. Kabarnya, saat si penyewa memutuskan untuk pindah, dipindah juga si kuntilanak dari rumahku oleh orang pintar dan beliau bercerita bahwa dulu si kunti ini suka menempel dan mengikutiku. 

Malam pertama menginap di rumah masa kecilku itu tampak biasa saja tapi pada suatu hari ada kejadian terakhir yang membuatku kabur untuk pertama kalinya. Saat malam tiba, kebetulan aku ingin tidur sendirian (biasanya tidur sama kakak atau mamah), bergegaslah aku ke kamar paling belakang untuk mengambil selimut. Didepanku tergeletak cermin yang besar. Bayangan cerminnya menembus sampai belakang memperlihatkan pintu kamar dan kayu-kayunya yang mulai lapuk. Tak kusangka saat kuperhatikan dalam dalam, ada orang lewat. Itu papahku. Benar itu papahku memakai celana santai bercorak biru, tapi tak berbadan! Kakinya saja yang berjalan melintasi pintu! Sangat jelas hingga membuatku membatu. Satu satunya jalan adalah kabur menuju kamar kakak laki-lakiku. 

Sejak saat itu aku sudah tidak pernah lagi melihat hal- hal yang tidak senonoh yang mestinya tidak ingin kulihat. Hanya mampu merasakan keberadaannya :)

by : Indah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar