Sudah kubilang jangan pernah datang.
Upayaku melupakan, sinarnya menyoroti bola mata redupku. Menghujani jantungku.
Hendaknya kau tau kekuatanmu ada padaku. Datang lagi membawa sejuta beban.
Meminta untuk ditenangkan. Kau yang tak bisa kutolak terus kujamah dan kuraba.
Kita sama sama mengulum rasa semu. Nikmati saja dosa termanis yang pernah kita
lakukan. Sampai batas waktu yang ditentukan, sampai aku menemu cinta yang baru
lalu kutinggalkan kau untuk kedua kalinya. Namun masih tak kuasa. (Masih Belum
Putus) --- Dosa Termanis.
81. Kurapal
namanya ditiap doa tidurku.Kupercayakan raganya pada malaikat malam.Dimimpi
kita bersua hingga pagi menjelma #puisimalam
82. Terjaga
ditengah tidurku. Merasakan rindu yang malang melintang. Mahamalam merengkuh
setiap angan #puisimalam
83. Mata lelah
terpejam lelap. Tidur pulas dalam mimpi yang kelam. Dengkurannya meradang
melawan bisikan malam #puisimalam
84. Lelapku pada
tidur yang dalam. Memimpikan apa yang membuatku terbayang. Kamu dengan daya
pikatmu #puisimalam
85. Ikutiku
sampai jauh. Melesat menembus cahaya. Mendekapku dalam impian nyata. Bersamamu
aku ada #puisimalam
86. Rinduku ikut
tenggelam. Menyibak angan melepas kepedihan. Berlarian dipadangnya malam
kesendirian #puisimalam
87. Ternyata
malam masih sempurna. Bukan ada bintang ataupun bulan. Yang lebih beda. Iya!
kabutnya, suara jangkrik dan asap rokok penjaga malam #hening
88. Sepasang bola
mata. Terkandung lini duka,terselip pada setiap rongga. Kedipannya luruh
mengundang rahasia #puisimalam
89. Sayu
sempurna. Indah dan cemerlang. Sudut lengkungnya semburat keceriaan. Bagaimana
aku bisa lupa pancaran mata itu? #puisimalam
90. Tatapan itu
miliknya. Kosong tak berisi. Berpendar bola matanya. Menyapu seluruh perasaan #puisimalam
91. Kisah ini
bertanya tanya. Mata hatiku meragu kala sinarnya meredup menjelma menjadi abu. #puisimalam
92. Jika senja
hendak memudar. Tanggalkan cahayanya. Luruhkan rasa nostalgia. Tenggelam
termakan khatulistiwa #Lembarpuisi
93. Kadang hanya
malam temani sepiku. Meleburkan segala kecemasan. Menanti sang surya membelai
rasa #Lembarpuisi
94. Dalam pelukan aku bersimpuh.
Menelan pahitnya dunia. Apa yang perlu kutunggu jika kamu terus menghapus
jejakku #PuisiJejak
95. Wajahnya keras.Terukir garis garis
halus disetiap lekuknya. Menatapku luruh. Berucap sayang dan rindu. Ayah #PuisiAyah
96. Kuatkanku pada sejuta kata. Cerita
dibalik kalimat. Kisah dibalik buku lusuh. Memicu kehidupan dalam kebisuan #PuisiBisu
97. Sakitku belum luntur. Masih disini
menjelaga. Tak pernah kau ingat seberapa nadi ini terus mengaliri pahit
getirnya cibiran dan hinaanmu #PuisiMarah
98. Masih cinta segitiga. Sampai mana
tujuannya. Rasamu padaku dan padanya. Tunjuk satu tinggalkan seribu kenangan
antara kita atau kau dan dia #Puisimalam
99. Kita merangkai memori. Buang
kesedihan bangun keindahan. Bersama melawan segala musuh yang mengguncang #Puisimalam
100. Seratus puisi ini untuk malaikat.
Tanpa sayap tanpa cincin suci dikepala. Aku yang paling romantis menjadi puitis
untuk yang termanis #100PuisiEnd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar