Selasa, 14 Mei 2013

Aku Yang Tak Sempurna


Bagaimana mungkin dari hasil pertemuan tak sengajaku denganmu menjadi sebuah rasa yang membuncah lantas menggelembung seperti balon udara. Bagaimana bisa dirimu menyegarkan hari-hari kelabuku mengisinya dengan sejuta canda dan cerita.
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata

Pastinya dirimu sudah biasa berretorika dengan wanita-wanita lain bahkan wanita yang kini disampingmu. Yang fix akan menjadi cinta dan sandaran akhirmu.  Diriku yang tak sempurna, tak bisa bersuara. Hanya cukup menyunggingkan senyum sembari memandangi dirimu dari jauh. Untuk pertama kalinya diriku menjadi mata-mata. Bersamaan dengan itu, pernahkah kau tau meski aku bisu tanganku menari-nari indah diatas kertas dengan penanya.
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski sering kali kau malah asik sendiri
Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya

Mendiskripsikan sosokmu yang kukenal yang kucinta dan untuk pertama kalinya lagi perasaan itu kuyakini lebih besar dari pada rasa apapun. Corat coret ku menumpahkan segalanya, mulai dari fisikmu dimataku yang sejatinya sempurna bersanding denganku. Hanya denganku. Percakapan pendek yang kuanggap berkesan diam-diam kucatat dalam note. Mataku yang selalu sibuk menelusuri lekukmu mengagumi setiap jengkal kemaskulinanmu.
Hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian tetapi kesempatan
Untukku yang mungkin tak sempurna tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri cintaku lah yang sejati
Namun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya

Terkadang kudengar kau mengaduh rindu kepada seorang kekasih. Terselip kecemburuanku tampak dari cara mata dan gerak tanganku yang kikuk. Kurasa kau mendengar jeritannya, jeritan hatiku yang sedikit demi sedikit mengilu. Marahku sesekali pada dirimu hendakku tinggalkan karena tak tahan sakitnya namun semuanya luntur karena lebih sering ku pergoki ada kehampaan yang kau dulang dalam masa kejayaanmu sebagai pemimpin.
Kau selalu meminta terus kutemani
Dan engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakanku pergi karena tak sanggup sendiri
Bukan mengeluh pada yang sering kau rindukan tapi padaku. Aku tak pernah tega membiarkanmu sendiri, menanggung beban yang sepertinya sulit kau tempuh. Walaupun tenaga dan kemampuanku tak akan pernah sederajat dengan orang-orang sepertimu. Hanya lantunan perasaan sayangku padamu.

Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau akukan jadi juaranya

Datanglah padaku, mengaduh pada tubuh ini. Tubuh tanpa ocehan kataku. Relaku untuk menuliskan setiap kata yang ingin kuucapkan untukmu. Kusediakan waktu luang hanya untuk berjumpa hanya untuk bercanda hanya untuk bertukar kisah. Meski ku tak sempurna meski ku tak bisa bicara bolehkan aku memendam rasa ini, rasa yang suka melompat dan melambung keangkasa?. Kurasa kau tak perlu menjawab.

by : Indah

Backsound : Malaikat Juga Tau --- Dewi Lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar