Bagaimana mungkin dari hasil
pertemuan tak sengajaku denganmu menjadi sebuah rasa yang membuncah lantas
menggelembung seperti balon udara. Bagaimana bisa dirimu menyegarkan hari-hari
kelabuku mengisinya dengan sejuta canda dan cerita.
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu kecuali tiap kau
jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Pastinya dirimu sudah biasa
berretorika dengan wanita-wanita lain bahkan wanita yang kini disampingmu. Yang
fix akan menjadi cinta dan sandaran akhirmu.
Diriku yang tak sempurna, tak bisa bersuara. Hanya cukup menyunggingkan
senyum sembari memandangi dirimu dari jauh. Untuk pertama kalinya diriku
menjadi mata-mata. Bersamaan dengan itu, pernahkah kau tau meski aku bisu
tanganku menari-nari indah diatas kertas dengan penanya.
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski sering kali kau malah asik sendiri
Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya
Mendiskripsikan sosokmu yang
kukenal yang kucinta dan untuk pertama kalinya lagi perasaan itu kuyakini lebih
besar dari pada rasa apapun. Corat coret ku menumpahkan segalanya, mulai dari
fisikmu dimataku yang sejatinya sempurna bersanding denganku. Hanya denganku.
Percakapan pendek yang kuanggap berkesan diam-diam kucatat dalam note. Mataku
yang selalu sibuk menelusuri lekukmu mengagumi setiap jengkal kemaskulinanmu.
Hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian tetapi kesempatan
Untukku yang mungkin tak sempurna tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri cintaku lah yang sejati
Namun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya
Terkadang kudengar kau mengaduh
rindu kepada seorang kekasih. Terselip kecemburuanku tampak dari cara mata dan
gerak tanganku yang kikuk. Kurasa kau mendengar jeritannya, jeritan hatiku yang
sedikit demi sedikit mengilu. Marahku sesekali pada dirimu hendakku tinggalkan
karena tak tahan sakitnya namun semuanya luntur karena lebih sering ku pergoki
ada kehampaan yang kau dulang dalam masa kejayaanmu sebagai pemimpin.
Kau selalu meminta terus kutemani
Dan engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakanku pergi karena tak sanggup sendiri
Bukan mengeluh pada yang sering
kau rindukan tapi padaku. Aku tak pernah tega membiarkanmu sendiri, menanggung
beban yang sepertinya sulit kau tempuh. Walaupun tenaga dan kemampuanku tak
akan pernah sederajat dengan orang-orang sepertimu. Hanya lantunan perasaan
sayangku padamu.
Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tau akukan jadi juaranya
Datanglah padaku, mengaduh pada
tubuh ini. Tubuh tanpa ocehan kataku. Relaku untuk menuliskan setiap kata yang
ingin kuucapkan untukmu. Kusediakan waktu luang hanya untuk berjumpa hanya
untuk bercanda hanya untuk bertukar kisah. Meski ku tak sempurna meski ku tak
bisa bicara bolehkan aku memendam rasa ini, rasa yang suka melompat dan
melambung keangkasa?. Kurasa kau tak perlu menjawab.
by : Indah
Backsound : Malaikat Juga Tau --- Dewi Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar