Rabu, 01 Juli 2015

Wild Tales : We Can All Lose Control



Aku berusaha cerita tanpa adanya urutan skenario film Wild Tales .  Aku juga tidak akan berbicara soal kapan waktu tayang atau dari mana film ini berasal bisa dilihat di Google.

Wild Tales,  jika mendengar namanya  itu seperti salah satu fim yang menyangkut  hal-hal mengenai keliaran atau kekejian tapi secara garis besar, film ini merupakan gabungan 6 cerita yang menurutku tentang adanya “sebab-akibat”. Orang  menjadi tertekan karena keadaan lingkungan dan pada akhirnya kehilangan kendali atas dirinya.


Cerita pertama, mengisahkan adanya pembajakan pesawat oleh seorang pemuda (Pilot pesawat). Kenapa membajak pesawat? Karena dia dendam dengan semua orang yang pernah membuat masalah dengan dirinya. Orang – orang (penumpang pesawat) yang pernah menghancurkan kisah percintaannya hingga orang-orang yang menghancurkan karir kehidupannya. Dikumpulkan menjadi satu sebagai penumpang di salah satu pesawat boeing. Bagaimana caranya dia menyatukan seluruh penumpang? Di film itu tidak dijelaskan secara spesifik tapi apa yang membuat ketahuan bahwa seluruh penumpang baru menyadari kalau pesawat dibajak kemudian dijatuhkan oleh Pilot? Dialog acak. Dialog 2 orang  penumpang yang bercerita tentang satu nama yaitu nama pilot itu dan secara spontan lawan bicaranya merasa kenal dengan nama tersebut tapi dengan peran dan kepentingan yang berbeda. Serunya di sini. Ketika dialog itu terjadi, ada beberapa penumpang yang menguping pembicaraan dialog acak antar dua orang ini, kemudian menyadari bahwa orang yang dimaksudkan adalah orang yang sama yang juga pernah mengalami masalah berat dengan dirinya begitu juga dengan seluruh penumpang yang ada di Pesawat tapi dengan kasus yang berbeda-beda. Ketika mereka sadar bahwa mereka memang sengaja dipertemukan di Pesawat, di saat itulah nyawa seluruh penumpang beserta pilot tidak lagi terselamatkan.

Ini baru cerita pembuka dan menurutku luar biasa karena membuatku berpikir bahwa suatu saat akan ada kejadian seperti ini, karena “kendali seseorang  terhadap dirinya mempunyai batasan” begitu terasa di film ini. Tampak nyata.

Cerita kedua sampai lima, aku harap kalian harus menonton sendiri karena tidak akan berkesan jika aku terlalu banyak spoiler. Langsung ke cerita penutup yang paling favorit menurutku. Tentang cinta.



Pesta pernikahan antara Romina dan Ariel. Romina benar-benar bahagia dalam hidupnya karena menikah dengan pria idamannya Ariel. Pesta berlangsung meriah dan benar-benar membuat semua orang ikut berdansa untuk kebahagiaan kedua mempelai. Tak lama ketika acara dansa usai, Romina bergegas memenuhi panggilan salah seorang tamu yang ingin dikenalkan dengan teman-teman sejawatnya termasuk teman-teman Ariel yang di undang di pesta. Ketika Romina menjelaskan salah satu teman wanita Ariel yang bernama Lourdes, Romina melihat dari kejauhan betapa Ariel menyentuh Lourdes dengan sangat mesra dan lembut layaknya pasangan kekasih. Di situlah insting seorang Romina yang mencintai Ariel sepenuh hati berkata bahwa Lourdes adalah selingkuhan Ariel selama ini.

Romina menguatkan diri untuk membuktikan asumsinya dengan mengambil handphone dan mencoba menelpon salah satu normor yang diberi nama “guru gitar Ariel” nampaknya asumsi Romina benar. Tak lama, dering handphone itu diangkat oleh Lourdes yang sedang duduk sebagai tamu undangan di salah satu meja bundar. Dari jauh Romina tersentak, amarah tak tertandingi mengontrol jiwa dan hatinya. Hanya ada rasa sakit dan amarah. Cintanya tak lagi tampak, pernikahan indahnya tak lagi bahagia. Lourdes segera menutup telpon, dia tau bahwa ketahuan Romina. Senyum keruh tampak pada bibir Romina, dia mengajak dansa Ariel untuk pembuktian berikutnya bahwa benar Ariel selingkuh. Romina memberikan beberapa pertanyaan menyangkut siapa guru gitarnya?  Ariel berkilah dan berkilah hingga Romina menarik kesimpulan tidaklah mungkin di dunia ini banyak orang menjual handphone berbagai merk dan seorang guru menjual handphone bekas kepada Lourdes jika bukan guru itu adalah Lourdes sendiri. Ariel membeku, wajahnya membiru. Romina melontarkan pertanyaan terakhir di tengah-tengah dansanya apakah Ariel pernah bercinta dengannya? Ariel menjawab Iya dengan pasrah.

Seketika Romina tertunduk dan menangis sejadi-jadinya, luntur semua riasan di wajah dan rambutnya. Mahakacau. Berusaha menampik amarah yang ada di dada dan rasa panas yang tersangkut di kerongkongannya. Dia berlari ke atap gedung pernikahan hendak melompat lantas di cegah oleh seorang koki. Ditenangkanlah batin dan pikirannya. Bahwa kasus wanita diselingkuhi bukanlah dia saja. Sejenak Romina berpikir jernih, menatap koki tersebut dalam-dalam kemudian menciumnya dan bercinta dengannya di atap gedung. Alih-alih untuk menunjukkan bahwa aku juga pernah bercinta dan melampiaskan semuanya. Kita satu sama.

Ariel menyusul Romina setelahnya, sampai di atap gedung melihat secara langsung bagaimana Romina bercinta dengan sang koki. Dramatis. Romina menegadah, bangkit dari tubuh rebahnya, si koki terbelenggu bersalah. Romina menatap Ariel bukan seperti Romina yang dulu melainkan sudah menjadi iblis bagi Ariel. Murka wajahnya memaki Ariel, mengancam, mengutuk dan menyumpah seumur hidupnya hingga akan menyengsarakan sampai ajal menjemput. Tak berhenti sampai di situ, dia akan menguasai seluruh harta kekayaannya setelah Ariel meninggal. Betapa gelap hati Romina kala itu.

Gaun tile pengantinnya mengepak menghina Ariel. Sudah compang camping memang tapi Romina mampu berjalan kembali ke pesta, menyuruh sang DJ memainkan musik paling meriah. Dengan tampang seolah “baik baik saja” dia mengajak teman-temannya menari-nari berputar. Para undangan mulai menyadari hal yang aneh. Tubuh Romina tertuju pada Lourdes, dia berjalan ke arah Lourdes. Lourdes ketakutan merasa ada yang tidak beres. Diajaknya menari Lourdes, berputar-putar, pusing, mual, Romina meneriaki Lourdes “Kau harus tau bagaimana rasanya taman hiburan rollercoaster seketika ditutup!” sedetik itu, dihantamkannya Lourdes di cermin sebesar jendela jaman Belanda. Pecah, berdarah dan keduanya terluka.

Sampai sini, aku tidak akan bercerita lebih dalam kelanjutan dan akhir ceritanya. Dapat diambil pelajaran bahwa ketika wanita yang sensitif atau bahasa gaulnya “baper” akan ada masa dia tidak bisa lagi menahan sakitnya. Aku menonton film ini karena opini objektif dan subjektif. Objektifnya, film ini bisa diambil hikmah bahwa setiap apa yang kita perbuat menyakiti atau disakiti pasti akan ada hasil yang kita tuai di kemudian hari. Subjektifnya, salah satu kelemahanku menyangkut perasaan adalah membenci perselingkuhan dengan adanya film ini aku bisa menunjukkan pada orang yang saat ini ingin serius denganku maka seriuslah “percepat kata serius itu” dan aku berusaha menunjukkan gambaran nyata melalui film ini. Aku juga tidak pernah tau, film ini dibuat dengan skenario seperti itu dan aku secara acak memilih film di list movie-ku untuk kutonton dan kupilih WILD TALES.

By : indah
Source : Gambar jelas Google


Tidak ada komentar:

Posting Komentar