Kamis, 03 September 2015

Last Kiss - Intro


Jelas, rasanya ada yang hilang. Kamu dengan sistematis menjalankan kesibukan dan aku dengan begitu berat berusaha kembali normal. Tanpa kamu sayang. Tanpa ucapan "morning love" atau sekedar emoticon kiss yang seakan-akan itu menjadi hal yang sangat mendalam. Tanpa senyumanmu yang penuh teka-teki, berusaha kupikir keras apa makna setiap seringai dari bibirmu. Aku hanya tertegun memandangmu sambil berujar dalam hati when you smiled and all i could think was 'Oh shit'.
 

Kamu pria spesial yang pernah mengisi relung hatiku. Berbeda dengan yang lain, mungkin benar seperti katamu. Perlu pasukan khusus untuk memahamimu yang bergolongan darah A, bertubuh bidang yang hangat ketika kupeluk. Masih ingat sayang? You have a good manner to treat me well...very smooth. Berjalan begitu mudah seperti kita sepasang kekasih. 10 detik pelukanmu membuatku lupa. Kita sama-sama lupa. Meluruhkan setiap kerinduan yang mengekang. Sederhananya, karena dalam dekap, beban seolah lenyap. Itu versi pandangan perasaan. Jika boleh kuperjelas paparan ilmiahnya, sentuhan orang yang kita sayangi dapat meningkatkan jumlah hemoglobin dalam darah sehingga menghasilkan rasa tenang dan pemulihan rasa sakit. Itu mengapa berpelukan membuat orang merasa lebih baik? Lucu ya? Aku sudah pandai mengikuti alur berfikir pria perfeksionis sepertimu. Hanya saja aku ingin terbawa perasaan saat ini, bolehlah  aku menuruti imajiku dengan beandai, when i'm with you, i feel safe from the things that hurt me inside.



Nyatanya tidak berhenti sampai disitu sayang..
Lagu Taylor Swift menggerus hatiku. Iya cinta, coba kamu putar yang berjudul Last Kiss.
Seperti merobek ingatan. Banyak dari liriknya yang begitu jujur.

I still remember the look on your face.
Lit through the darkness at 1:58.
The words that you whispered
For just us to know
*Hanya kita yang tau :')
You told me you loved me
So why did you go
Away

.....
That July ninth
The beat of your heart
It jumps through your shirt
I can still feel your arms

....
All that I know is
I don't know how to be something you missed
 
*Aku benar benar tak tahu caranya menjadi yang kamu rindukan, sayang :')
Never thought we'd have a last kiss
Never imagined we'd end like this
Your name, forever the name on my lips

....
I love how you walk with your hands in your pockets
How you kissed me when I was in the middle of saying something
There's not a day I don't miss those rude interruptions
 
*Tiada hari tak kurindukan gangguan tak sopanmu itu*
....
So I'll watch your life in pictures like I used to watch you sleep  
*Maka kan kulihat hidupmu dalam gambar seperti dulu kulihat kau terlelap*
And I feel you forget me like I used to feel you breathe
....
Just like our last kiss
Forever the name on my lips
Just like our last


Seperti ciuman terakhir kita. Terasa begitu nyata. Liriknya begitu sempurna menggambarkan awal dan akhir cerita kita. Tak perlu lagi kugambarkan betapa menyejukkan momen itu. Biarkan mengalir seperti rahasia kita sekarang. Aku masih melebih-lebihkanmu meski kamu tak pernah terlihat lagi. Meski kita tak pernah lagi bertemu atau saling kontak padahal jelas tertera masih ada nomormu tersimpan, masih ada sambungan dunia maya yang selalu mengingatkan, bahwa kita hanya butuh satu klik untuk mengatakan "sedang apa?". Herannya itu tak pernah terjadi, kita menahan diri tapi aku tak pernah mengerti menahan diri versimu seperti apa. Sedangkan yang kupahami adalah aku menahan diri agar tak terlihat begitu rindu. Tak tampak begitu kehilangan. Aku belajar menghargai kediammanmu dengan cara menahan. Apa kamu merasakan hal yang sama?

Aku percaya padamu sayang, hingga dititik aku akan melihatmu bersanding dengan wanita lain. Dengan wanita yang pasti bersamamu selamanya. Biarkan aku dengan penyakit Caraphernelia. Penyakit patah hati yang setiap kali seseorang rasakan ketika ditinggalkan pasangannya, menyebabkan kenangan yang menyakitkan. Lagi-lagi aku berbicara ilmiah agar kau lebih paham. Tapi aku yakin kamupun memiliki hati yang kamu yakini, tanpa harus berjalan beriringan dengan logika.

Aku hanya pemerhati setiap detail kecilmu dengan kacamata perasaan, hanya mampu berjuang melalui tulisan yang sangat panjang sedangkan kamu pria dengan segala teka-teki, membuat semua orang cemburu saat melihat kita berucumbu. Kamu berhasil membuat segalanya indah namun juga patah dalam satu kali hentakan.

Love you


by : Indah

Inspired by : 
50% mirror experience, 20% Pinteres, 10% Taylor Swift, 10% Logika, 5% Drama, 5%Toilet
Note : 
Ini intro menuju the real story of one shot, ibarat skripsi mungkin ini abstraknya *opo seh lak mesti author absurd, gak elegan blas*










2 komentar:

  1. kok sedih sih Ndah...
    sendu.... :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lohh...aku ga ngerti lek mbok komen. Aku pole isin ngene iki..wkwkw

      Berusaha menulis kembali...yo ngerti dewe aku kan suka suka hehe...

      Hapus