Minggu, 21 April 2013

Kepada Sang Kreator

Teruntuk

Imajinasi

Sekarang aku ingin bermain dengan khayalanku. Khayalan serupa abstrak yang menyenangkan. Dengan rumusan masalah bagaimana jika atau seandainya. Hari ini biarkan aku menuntun lamunanku :)
Membayangkan bahwa diusiaku yang ke 20 ini, aku mempunyai rahasia besar yang tidak pernah orang tahu. Aku detik ini akan pergi selamanya. Meninggalkan tempatku berpijak meninggalkan semua sahabat dan berpisah dengan keluargaku demi kontrak masa depan yang kuinginkan.

Bukan meninggal tapi tiba-tiba aku diharuskan pindah kewarganegaraan. Tanpa menghubungi siapapun, aku berkemas dan hilang begitu saja. Menonaktivkan nomor handphone, merubah image menjadi warga liberal, melabelkan diri dengan nama yang berbeda, bertingkah seperti apa yang ku mau, diriku yang tak dapat kuperoleh ditempat asalku. Bukankah itu sangat melegakan. Ketika semua keinginan sangat didukung ditempat lain dan menerjang realita. Meninggalkan masa lalu yang memuakkan ku. Bahkan menghapus dan menutup memori kelam menyakitkan.

Semua tidak pernah tahu dimana, semua akan bertanya tanya lalu melupakan.
Lantas aku tertawa. Ditempat itu sebut saja xxx menyambutku dengan ramah. Satu tim dengan orang orang yang menghargai pendapatku, sama sama bekerja dengan keras. Keseruan bertemu dengan tim lain. Bertukar ide konsep yang sangat kreatif. Mendesain sesuatu yang megah. Lalu memainkan panggung artistiknya. Lelah sekali tapi menuai kebahagiaan yang sangat. Bercucuran keringat pasti, tapi sangat membebaskan tanpa keluh sedikitpun. Sudah tidak lagi memandangi layar. Sudah tidak lagi menirukan tapi kini aku mempelajarinya dalam bentuk nyata.

Tak ingin kusebutkan apa kontrakku atau aku bekerja seperti apa karena bukankah cukup aku yang tahu.
Masih tak ingin berhenti sampai disini. Cita cita yang hanya diangan ini terkabul. Walaupun aku tak ada tapi buah tanganku selalu menyalur di tempat yang kutinggalkan. Dengan sebuah inisial karyaku tertera pada sebuah literatur hiburan. Tenang saja, pasti tetap tidak ada yang tahu. Karena literatur itu bernilai fantastis hanya orang orang tertentu yang mampu memilikinya bahkan mampu mengerti.

Kurentangkan tanganku, kubentuk jari jariku menjadi sebuah kotak, tepat diatas kepalaku. Apakah aku harus menyesal dengan cita cita ini? Apakah cuma aku yang ditakdirkan untuk tak meraihnya? Kenapa aku diberi kemampuan yang tidak bisa dilihat nyatanya?

Untuk imajinasi cukup tau bahwa kamu benar benar memabukkan. Mengekangku dengan hal hal yang semakin menggoyahkan kehidupanku sekarang. Menghela nafas lalu menggalau dan berandai andai.

Dari yang terimajinatif


Dreamer :)

by : Indah

Lagi lagi soal masa depan yang suram
Keinginan yang cuma menjadi bayangan ahh...sedihnya 

2 komentar:

  1. pernah kita sama2 rasakan panasnya mentari hanguskan hati (Iwan Fals) << komentar geje

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apapun komentarnya saya ucapkan terima kasih :)

      Hapus