Selasa, 02 Juni 2015

Ayah Rasa Mantan

Malam sebelum keberangkatan ke Malang..
Akhir Mei 2015..

Perasaan campur aduk. Karena ini terakhir kali aku ke Malang. Terakhir kali aku bertemu orang-orang yang aku sayang dan terakhir kali aku bisa memperluas jarak pandangku, bernafas di alam bebas sebelum pada akhirnya aku berkemas dan kembali ke penjara. Beliau sudah tau mengapa dan mestinya beliau sadar betapa rumah seperti penjara bagiku. Tak ada kemajuan di sana yang ada hanya aturan, teralis kamar yang mengekang, jarak pandang hanya 10meter saja. Bukan pula layak disebut dunia kecil yang nyaman tapi penjara yang pantas. Jadi tak berhaklah dia mempertahankan aku di rumah. Aku diam saja masih perang batin rasanya. 

Pagi sebelum berangkat...
Akhir Mei 2015...

Beliau datang dengan suara mengicau pikiranku. Bertanya statusku jika pergi dari rumah. Bekerja tidak, Mahasiswa apalagi! Jangan membuat beban!. Lantas kepentingan apa di sana?. Keluarlah kata kata kembali ke rumah, kamu harus kembali ke rumah. Berpindah, kerja ataupun tidak. Matanya yang tajam meneriakiku seketika.

Aku berpikir sejenak, di rumah aku malah jadi apa? Informasi apa di rumah soal pekerjaan? Tak ada teman sebaya, keluar rumahpun tak boleh. Aku baru lulus dan dituntut kerja secepatnya, apa tak melalui PROSES?. Hargailah sebuah PROSES! Laki laki ini benar benar keras kepalanya. Kolot hati dan jiwanya. Memandang dunia hanya satu sudut pandang sedangkan fungsi mata tidak hanya untuk melihat tapi juga cerminan untuk melihat dunia yang lebih luas.

Di sisi lain Beliau sudah mendengar bahwa aku memiliki calon yang ingin ku kenalkan tapi tidak untuk sekarang, aku masih menyusun rencana masa depan dulu sebelum benar-benar siap menikah setidaknya sampai tahun depan, pikirku waktu itu. Tapi yang ada beliau malah menyuruhku untuk menikah jika itu pilihanku dengan syarat harus mengurus Ibuku lalu Beliau akan bertolak ke Banyuwangi untuk menyendiri di sana.

Sinetron! Hidupku seperti sinetron! Aku masih diam tak bergeming. Air mata yang berbicara tapi tetapku diamkan saja segala gaya bicaranya mengalir melewati tekingaku. Bengkak rasanya.

Sore hari sejak pergi dari Rumah...
Akhir Mei

Perjalanan dari rumah ke Malang, lumayan menguras tenaga tapi lelah itu sirna ketika melihat kamar kosan yang sempurna. Duniaku kembali di kamar kos. Jauh dari Rumah, tanpa aturan tanpa kendali. Besi-besi yang merantai leher mencair. Jadilah diriku sendiri. Santai, tertawa terbahak-bahak. Hingga tawa itu mati seketika, ketika handphone ini bergetar, kuterima sms dari Beliau yang berisi tanggal kepindahanku sudah ditetapkan. Hari minggu akhir Mei. Aku tercekat. Kenapa maju, kesepakatan awal  kepindahan awal bulan Juni. Tak lama handphone berdering cukup kencang. Jantung makin deg degan. Akan ada kejadian, bau bangkai tercium juga.

To be continued.....

By : Indah






Tidak ada komentar:

Posting Komentar